Teluk Wondama adalah salah satu destinasi wisata budaya yang penting di Tanah Papua. Masyarakat di sepanjang pesisir dan pulau-pulau di kabupaten tersebut memiliki makanan pokok yang khas yakni sagu. Sebenarnya, sagu adalah makanan pokok masyarakat Papua terutama yang tinggal di daerah dataran rendah yang banyak ditumbuhi hutan sagu.
Aktivitas Pemrosesan Sagu |
Secara tradisional, tepung sagu diekstraksi dari batang pohon sagu dewasa yang telah siap dipanen. Keluarga yang akan memanen sagu biasanya melakukan persiapan peralatan seperti parang, alat tokok, ember dan lain sebagainya. Sebelum pohon sagu ditebang, ada doa-doa yang diucapkan kepada Sang Pencipta berisikan ucapan syukur atas berkat yang sudah diberikan dengan permohonan agar selalu dilindungi supaya terhindar dari kecelakaan atau kesialan ketika mereka sedang bekerja.
Proses tokok, pemerasan serat sagu yang berisi tepung serta pengendapannya di kontainer-kontainer yang terbuat dari daun bisa berlangsung hingga beberapa hari lamanya. Sagu yang dihasilkan kemudian dipikul ke kampung. Sebagian dijual di pasar, dibagikan ke sanak keluarga serta disimpan untuk dikonsumsi sendiri oleh pihak keluarga.
Sagu umumnya dihidangkan di meja makan dalam bentuk papeda. Biasanya papeda dimakan dengan sup ikan kuah kuning serta sayur-sayur lainnya. Ada juga sagu yang dibakar di cetakan berbentuk persegi dengan ketebalan sekitar 1 - 1,5 centimeter. Sagu bakar ini bisa dicampur dengan kelapa dan gula merah. Rasanya enak sekali ketika dihidangkan di pagi maupun sore hari dengan kopi susu atau teh manis.
Tanaman sagu memiliki banyak sekali manfaat bagi masyarakat setempat di Kabupaten Teluk Wondama. Daun sagu digunakan untuk atap rumah atau pondok tempat berteduh baik di kebun maupun di pinggir pantai.
Wisatawan yang berkunjung ke Wondama bisa melihat bagaimana sagu diproses mulai dari penokokan di dusun sagu hingga pemasakan serta penyajiannya di meja makan.
Adik-adik perempuan dari Rumberpon sedang mementaskan tarian tradisional di hadapan wisatawan Eropa |
Di Wondama ada hotel/ penginapan, restoran, bank, apotik, rumah sakit, serta toko-toko yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari.
Selain wisata budaya pemrosesan sagu, wisatawan bisa menikmati keindahan alam di Teluk Wondama baik yang di laut maupun di darat. Ada pantai-pantai indah dengab terumbu karang yang berwarna-warni. Wisatawan bisa mandi di pantai sambil menikmati aktivitas snorkeling untuk melihat tumbuhan dan hewan laut yang unik. Ada juga kampung-kampung di pinggir hutan yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan bisa tinggal selama beberapa hari dan melihat dari dekat kehidupan masyarakat sehari-hari yang kebanyakan hidup sebagai nelayan atau petani. Hutan di pinggir kampung adalah habitat alami bagi burung kakaktua putih, kakaktua raja, taun-taun, serta Cendrawasih. Ada juga soa-soa, kuskus dan kupu-kupu sayap burung.
Wisatawan perlu membawa peralatan seperti masker snorkeling, pipa naps (snorkel), dan kaki bebek jika ingin menikmati wisata snorkeling di pantai dan pulau-pulau di Kabupaten Teluk Wondama. Bagi wisatawan yang lebih tertarik dengab ekosistem hutan, tentu saja teropong (binocular), spotting scope, laser pointer hijau serta kamera dengan telelens.
Info wisata lebih terperinci, silahkan menghubungi:
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Teluk Wondama, alamat: Jalan Raya Rasie Kompleks Perkantoran, RASIEI, TELUK WONDAMA -Province of Papua Barat, Republik Indonesia
E-mail: disparbudtelukwondama.info@gmail.com
Di Teluk Wondama sudah ada Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Ini adalah organisasi yang menjadi wadah berhimpunnya para pemandu wisata. Para wisatawan yang hendak berkunjung ke Wondama bisa menggunakan jasa pemandu jika ingin berkunjung ke kampung-kampung, pantai serta kawasan hutan yang ada di Kabupaten Teluk Wondama. HPI Teluk Wondama bisa dihubungi lewat nomor kontak berikut:
Ketua - Rio Suabey: +62 821 9869 4761
Wakil- Eky: +62 812 4893 1154
Sekretaris: Amsal Tinoring: +6282197937120